Tuesday, March 17, 2020

Dianggap Biang Pandemi Corona, China Kecam Pemenang Nobel Sastra

0 comments

loading...

LIMA - Beijing mengecam pemenang Hadiah Nobel Sastra asal Peru, Mario Vargas Llosa, yang menyalahkan China sebagai asal-usul pandemi virus corona jenis baru, COVID-19. Menurut Beijing, Llosa mengeluarkan pendapat yang tidak bertanggung jawab dan berprasangka.

Pemenang Hadiah Nobel Sastra 2010 tersebut menulis artikel di surat kabar Spanyol; El Pais, dan La Republica di Peru di mana ia mengatakan wabah virus corona baru akan bermain berbeda jika China adalah negara demokrasi.

"Tidak seorang pun tampaknya mengatakan bahwa semua ini tidak akan terjadi di dunia jika China yang populer adalah negara bebas dan demokratis daripada kediktatoran," tulis Llosa. (Baca: Wabah Corona Dunia: 7.144 Orang Meninggal, 78.342 Sembuh)

Baca Juga:

Pendapat Llosa itu menimbulkan kecaman keras dari negara satu partai yang telah banyak dikritik oleh kelompok-kelompok HAM karena secara brutal menghancurkan perbedaan pendapat.

"Kami menghormati kebebasan berekspresi tetapi itu tidak berarti menerima fitnah dan stigmatisasi yang sewenang-wenang," kata Kedutaan Besar China untuk Peru dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Selasa (17/3/2020).

"Kedutaan meminta Vargas Llosa sebagai tokoh publik, untuk tidak menyebarkan pendapat yang tidak bertanggung jawab dan berprasangka yang tidak memiliki tujuan," lanjut Kedutaan China.

Vargas Llosa, 83, menulis dalam artikelnya; "Setidaknya satu dokter yang prestisius, dan mungkin beberapa, mendeteksi virus ini dalam banyak waktu dan bukannya mengambil tindakan yang sesuai, pemerintah justru berusaha menyembunyikan informasi dan membungkam suara itu, atau suara-suara yang masuk akal, dan mencoba untuk menahan informasi, seperti halnya semua kediktatoran."

Vargas Llosa juga menyebut virus itu berasal dari China, yang menurut Kedutaan China di Peru pendapat tersebut tidak akurat. (Baca juga: Prancis Lockdown karena Corona: 'Kami Sedang Perang')

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini belum dapat mengidentifikasi asal COVID-19," kata kedutaan.

Virus ini secara luas diyakini berasal dari pasar hewan hidup di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China. China pertama kali memberi tahu WHO pada akhir Desember 2019 tentang pneumonia yang tidak biasa yang terdeteksi di Wuhan.

Seminggu kemudian para pejabat mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi virus baru. Itu seminggu lagi sebelum kasus pertama yang dilaporkan muncul di luar China, yakni di Thailand.

Namun, beberapa pejabat China telah mempromosikan teori konspirasi liar bahwa virus corona baru berasal dari Amerika Serikat (AS).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian melalui Twitter pada minggu lalu mengatakan; "Mungkin tentara AS yang membawa epidemi (COVID-19) ke Wuhan."

(mas)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment