Liputan6.com, Ahmedabad - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan datang ke India pada 24 hingga 25 Februari mendatang. Kedatangan Trump diharapkan mendapat sambutan jutaan orang.
Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (19/2/2020), harapan itu disampaikan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi. Sebanyak tujuh juta orang ditargetkan menyambut Presiden Trump.
Trump akan berada di kota Ahmedabad di Gujarat untuk menghadiri acara yang disebut “Namaste Trump,” yang berarti “Salam, Trump,” di sebuah stadion kriket.
Saat bertemu media, Donald Trump menghindari untuk menjawab pertanyaan tentang perdagangan dengan India dan mengatakan betapa dia menyukai Modi, dan menambahkan bahwa perdana menteri India itu mengharapkan sekitar 7 juta orang akan menyambutnya di jalur antara bandara dan stadion kriket.
“Stadion itu kini sedang dibangun, tapi itu akan menjadi stadion terbesar di dunia. Jadi itu akan sangat menarik,” kata Trump kepada para wartawan.
Dalam persiapan untuk kunjungan Trump, tembok batu bata sepanjang setengah kilometer telah dibangun dengan tergesa-gesa, dan para kritikus mengatakan tembok itu dibangun untuk menghalangi pandangan daerah kumuh yang dihuni oleh lebih dari 2.000 orang.
Ketegangan perdagangan antara kedua negara telah meningkat sejak pemerintahan Donald Trump mengenakan tarif baja dan aluminium terhadap India.
Amerika Serikat menderita defisit perdagangan dengan India sekitar uSD 25 miliar per tahun, menurut Kantor Perwakilan AS.
Situasi Ekonomi India Bikin Sulit Cari Kerja
Puluhan ribu migran dari kawasan pedesaan membanjiri Kota Gurugram yang kini dipenuhi gedung perkantoran modern, apartemen bertingkat tinggi, dan pusat-pusat perbelanjaan. Mereka datang untuk mencari pekerjaan.
Kota Gurugram yang terletak di pinggiran Kota New Delhi telah berubah dari perkampungan menjadi kawasan bisnis yang sibuk dalam waktu 15 tahun terakhir.
Banyak proyek konstruksi besar dan pabrik-pabrik memudahkan orang mendapat pekerjaan di kota yang tumbuh bersamaan dengan kemajuan ekonomi India selama satu dasawarsa. Pertumbuhan ekonomi India antara 2006-2016 telah mengangkat 270 juta warganya keluar dari jurang kemiskinan.
Di antara warga India itu terdapat Javad Khan yang tiba di Gurugram 10 tahun lalu. Ketika ia mencari pekerjaan, cara termudah adalah pergi ke persimpangan jalan di mana banyak buruh sedang menunggu jemputan dari para kontraktor.
"Ketika saya baru datang dulu, saya bisa mendapat gaji yang baik," katanya.
Susah Cari Kerja
Namun belakangan ini, ia sedih karena harus menunggu lama di persimpangan jalan untuk mendapat pekerjaan. Katanya, seribu orang pekerja berkumpul di sana tiap hari, tetapi hanya 30 sampai 40 orang yang mendapat pekerjaan. Sisanya harus pulang dengan tangan hampa, tambahnya.
Jumlah calon pekerja yang terus naik itu tidak mengherankan karena tidak banyak gedung baru yang dibangun. Hal itu disebabkan pertumbuhan ekonomi India anjlok ke tingkat terendah dalam satu dasawarsa, yaitu dari 8 persen empat tahun lalu menjadi 5 persen yang diperkirakan sampai akhir tahun fiskal pada Maret ini.
Perlambatan dalam sektor konstruksi, pemberi pekerjaan terbesar kedua setelah pertanian, menunjukkan betapa perekonomian India sangat melambat. Ini merupakan pukulan hebat bagi jutaan orang yang menggantungkan hidup dari pekerjaan di kota-kota. Perekonomian di pedesaan juga sangat tergantung pada pengiriman uang dari pekerja yang pergi ke kota-kota.