loading...
An Se Young (Korea)
Prestasi gemilang An Se Young di musim 2019 membuatnya meraih predikat Eddy Choong Player of The Year. An memiliki segalanya untuk menjadi penguasa tunggal putri di dekade baru. Para rivalnya bertanya-tanya seberapa kuat - secara fisik dan mental - dia untuk menghadapi tekanan persaingan.
Baca Juga:
Riko Gunji (Jepang)
Juara Dunia Junior 2019 memiliki kemiripan luar biasa dengan idolanya, Akane Yamaguchi. Dengan perawakan fisik dan kemampuan berlari yang sama, tunggal putri Jepang itu menonjol di Kejuaraan Dunia Junior di Kazan, Rusia. Seiring pertumbuhan fisiknya yang bisa berkembang, ia kemungkinan akan menjadi pemain yang lebih baik. Meskipun masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana ia akan naik pada tingkat senior, tapi tanda-tanda itu menjanjikan.
Kunlavut Vitidsarn (Thailand)
Hat-trick juara dunia tunggal putra tidak mengejutkan Kunlavut Vitidsarn. Dia mengarahkan perhatiannya pada target yang lebih tinggi. Skillnya sangat tinggi tinggal dipoles lebih matang untuk mendorongnya lebih maju
Daniel Marthin & Leo Rolly Carnando (Indonesia)
Juara Dunia Junior dan juara Asia menjadi bukti prestasi Leo Carnando/Daniel Marthin. Duo ganda putra masa depan Indonesia itu sudah mulai membuat terobosan di tingkat senior. Keahlian Leo, khususnya dalam kecepatan dan akurasi permainan di depan net semakin matang. Sementara kekuatan Daniel dari belakang memberinya kemampuan untuk membunuh lawannya. Duo ini berperan penting dalam diriahnya gelar Piala Suhandinata pertama bagi Indonesia. Setelah itu mereka mengklaim mahkota Juara Dunia Junior tanpa kalah.
Lakshya Sen (India)
Anak muda India yang bersuara lembut ini memenangkan satu gelar tahun lalu, termasuk dua Super 100 - Dutch Open dan SaarLorLux Open - dan tiga turnamen Internasional Challenge (Belgia Internasional, Skotlandia Terbuka, Bangladesh Internasional. Cukup mengesankan, perjalanannya termasuk back-to-back) triumphs (International Belgia, Dutch Open, dan SaarLorLux Open). Dilatih oleh pemain Denmark Morten Frost yang hebat, Sen telah naik peringkat ke No.32 dari No.109.
Di Zi Jian & Wang Chang (China)
Duo remaja, juara Dunia Junior pada 2018, sudah mulai mendorong pro senior yang mapan. Pemenang SaarLorLux Terbuka dan semifinalis di Lingshui China Masters dan Kejuaraan Syed Modi, Di/Wang sempat merepotkan ganda putra nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon / Kevin Sanjaya Sukamuljo di Prancis Terbuka tahun lalu. Korban terkemuka musim lalu termasuk Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, Marcus Ellis/Chris Langridge dan seniornya, Liu Cheng/Huang Kai Xiang.
Indah Cahya Sari Jamil (Indonesia)
Indonesia akan berharap bahwa pemain berusia 17 tahun ini dapat melangkah ke peran yang dimainkan oleh Liliyana Natsir. Dia telah bekerja dengan baik dengan berbagai pasangan mainnya - dengan Daniel Marthin dia membantu Indonesia memenangkan Piala Sudandinata; dia memenangkan gelar Junior Asia bersama Leo Rolly Carnando, dan juga mendapatkan hasil yang menggembirakan bersama Ghifari Anandaffa Prihardika. Kekuatan kreatifnya telah menarik perhatian para penggemar bulu tangkis Indonesia.
Christo Popov (Prancis)
Popov sukses mengguncang Kejuaraan Junior Dunia dengan gaya permainan flamboyannya. Pemain kidal itu telah memiliki hasil yang baik sejak saat itu - perempat final di Irlandia Terbuka dan SaarLorLux Terbuka, semifinal di Skotlandia Terbuka, dan finish runner-up di Italia Internasional.
Lauren Lam (AS)
Baru berusia 16 tahun, pemain AS itu mengambil keputusan yang tidak biasa untuk melompat cepat ke sirkuit senior tanpa harus melalui junior. Rekan senegaranya Beiwen Zhang, yang berlatih dengannya dari waktu ke waktu, percaya bahwa etos kerjanya akan membawanya melangkah jauh.
Rodion Alimov & Alina Davletova (Rusia)
Duet Rusia itu mengalahkan Tan Kian Meng dan Lai Pei Jing di Hong Kong Open sebelum menyulitkan ganda kuat Dechapol Puaravanukroh/Sapsiree Taerattanachai. Mereka memenangkan Kejuaraan Syed Modi dengan mengalahkan Marcus Ellis / Lauren Smith di final.
(aww)
