Friday, October 21, 2022

Persenjataan Perlu Ditambah, Mahfud Sering Hitung Kebutuhan Pertahanan Indonesia Bersama Prabowo

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut kekuatan persenjataan Indonesia terbilang sangat mencemaskan.

Ia bersama Menteri Pertahanan Prabowo sering menghitung mengenai kebutuhan pertahanan Indonesia.

"Saya sering menghitung di ruangan ini di belakang, bersama pak Prabowo. Kalau kita hanya berpikir soal kemampuan atau kekuatan persenjataan kita memang sangat sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan," kata Mahfud dalam diskusi bersama Rocky Gerung dikutip dari akun youtube RGTV Kamis (20/10/2022).

Mahfud menyebut jumlah pesawat tempur di Indonesia saja, masih jauh dari yang seharusnya. Menurut perhitungannya dengan Prabowo, misalnya kebutuhan investasi pertahanan RI untuk pesawat di Indonesia seharusnya 200 unit. Namun, Indonesia hanya memiliki 17 unit.

"Kita baru punya pesawat 17 yang tertentu. 17 ini pun, dua sudah dikanibal," ujarnya.

Baca juga: Simulasi Pilpres Versi Survei IPS: Pasangan Prabowo-Erick Menang Lawan Semua Paslon

Mahfud mengungkapkan kondisi yang sama juga dialami pada senjata dan kapal perang yang ada di Indonesia. Kekuatan senjata yang dimiliki belum idela dengan luas Indonesia.

"Kapal perangnya, senjata juga yang jarak tembaknya 200.000 km misalnya atau 200 km kita misalnya punya berapa. Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua," tuturnya.

Terkait itu, Mahfud berkata Kemenhan telah mengajukan proposal kepada Presiden Joko Widodo untuk kebutuhan pertahanan.

"Kemenhan itu sudah mengajukan proposal kepada presiden dan sekarang sedang dihitung ulang agar cermat menghitungnya, sehingga kita nanti akan menyediakan senjata seperti cara orang Jepang menyikapi negara negara lain," katanya.

Namun demikian, menurut Mahfud masih ada orang yang bersikap optimistis dengan keadaan yang ada saat ini dan menganggap bahwa kemungkinan adanya perang sangat kecil.

"Ada juga yang optimis, 'buat apa sih senjata-senjata gitu. Perang kayak gitu nggak akan ada, sekarang itu kan perang IT saja sebenarnya. Proxy yang banyak dikhawatirkan proxy sebenarnya bukan perang seperti itu'," ucap dia.

Baca juga: Arsul Sani Respons Mahfud MD Soal Cerita DPR Ancam Pemerintah Terkait Perppu KPK

Meski demikian, kata Mahfud, pemerintah tetap menilai penting kekuatan persenjataan di Indonesia. Proposal yang diberikan kepada presiden pun sudah memuat proyeksi persenjataan sampai 25 tahun mendatang.

"Tapi pemerintah katakan ini harus, persenjataan, keahlian kita harus disiapkan. Itu sudah diproyeksikan sekarang 2022, Pak Prabowo sudah menghitung 25 tahun ke depan," kata dia.

"Sudah dihitung semua, pertambahan setiap tahunnya berapa kemudian biayanya dari mana, dapat dari mana, sudah dihitung bersama Kementerian Keuangan," katanya.

Prabowo dalam beberapa kesempatan mengungkapkan bahwa dirinya ditugaskan oleh Jokowi untuk merencanakan kebutuhan pertahanan Indonesia yang bersifat jangka panjang.

Adapun saat ini banyak alutsista TNI sudah berusia tua dan sangat mendesak untuk diganti.

Para pakar pertahanan pun berpendapat rencana jangka panjang yang bersifat konsisten diperlukan untuk kebutuhan persenjataan Indonesia.

Adblock test (Why?)



No comments:

Post a Comment