Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti soal pentingnya pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Medis Covid-19 dari penanganan pasien terinfeksi Covid-19.
Menurutnya, diperlukan penanganan yang serius agar limbah ini tidak menjadi mata rantai baru dalam penyebaran virus.
“Masalah limbah B3. Limbah ini menjadi persoalan karena ini juga menjadi masalah baru di dalam rangka kita memutus penularan. Jangan sampai limbah ini juga menjadi sumber penularan baru. Sehingga perlu ditangani dengan serius,” kata Ma’ruf dalam Rapat Koordinasi (Rakor) kepada Seluruh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui konferensi video, Rabu (28/7/2021).
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan bahwa sesuai dengan pembahasan pada Rapat Terbatas bersama Presiden tentang Pengelolaan Limbah B3 Medis Covid-19, diperlukan penanganan serius dan langkah-langkah konkret untuk menangani ini.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 1,3 Triliun untuk Hancurkan Limbah Medis Covid-19
Wapres juga menjelaskan bahwa saat ini di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, sedang dilakukan pembahasan yang lebih mendalam untuk menentukan langkah-langkah teknis lebih lanjut.
Baca juga: Penanganan Covid-19 Menyisakan 18.460 Ton Limbah Medis Beracun
Untuk itu, Wapres meminta agar Pemerintah Provinsi DIY dapat berperan aktif dalam membuat formulasi langkah-langkah tersebut serta melakukan koordinasi di tingkat daerah dan dengan pemerintah pusat terkait hal-hal teknis lainnya.
“Mungkin ada semacam BLU (Badan Layanan Umum) atau apa yang menangani. Karena itu, saya minta nanti Pak Gubernur untuk berkoordinasi, sebab masalah limbah ini menjadi masalah sangat penting harus diatasi. Perlu penyediaan fasilitas pengolahan yang cukup, ya, itu supaya semuanya dicek,” tambahnya.
Baca juga: Sampah Limbah Medis Berserakan Pinggir Jalan di Kawasan Purwamekar Purwakarta
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, melaporkan upaya-upaya dan yang telah dilakukan dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Walaupun secara garis besar diakui telah berjalan dengan baik, untuk penanganan limbah B3 Medis Covid-19, Sri Sultan mengakui belum dapat memantau penanganan limbah ini, khususnya bagi pasien isolasi mandiri di rumah.
“Yang kami punya problem (masalah) besar itu untuk B3, di isoman (isolasi mandiri), Bapak. Kalau di rumah sakit dan sebagainya tidak ada masalah. Tapi di isoman ini,” lapor Sri Sultan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyampaikan, bahwa sebagai langkah cepat, penanganan limbah B3 Medis Covid-19 bagi pasien isoman dapat dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh.
"Kemudian juga dengan fasilitas APD dan fasilitas-fasilitas lain yang sudah merupakan barang infeksius itu juga perlu kita selesaikan supaya tidak menjadi salah satu bagian dari proses pencemaran,” urai Dante.
Selain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, tampak hadir secara virtual dalam rapat ini yaitu Sekretaris Daerah Provinsi DIY Raden Kadarmanta Baskara Aji, dan seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi DIY serta para Walikota dan Bupati se-DIY.
Sementara Wapres didampingi oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, Jaksa Agung ST. Burhanuddin, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri M. Hudori, dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito.