Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle mengatakan fenomena yang terjadi merupakan fenomena awan cumulonimbus disertai kilat/petir bukan fenomena-fenomena lain seperti beredar informasi hoax yaitu adanya gunung meletus
"Awan cumulunimbus yang telah berada pada fase matang/mature akan memiliki dasar awan dan tinggi awan yang jelas seperti yang terjadi tersebut. Luasan awan Cumulonimbus (CB) bisa mencapai 1-10 KM dan tingginya bisa mencapai lebih dari 10 KM," kata Ben Arther Molle
Pada fenomena yang terjadi tersebut terlihat ciri khas dari awan CB, yaitu memiliki puncak yang menyerupai jamur atau berbentuk seperti landasan pesawat (anvil dome). Dalam awan CB, terdapat ion positif dan negatif yang dapat dilepaskan sebagai kilat/petir yang terjadi dan pada fenomena tersebut kilat/petir yang terjadi merupakan jenis kilat/petir intracloud atau terjadi di dalam awan yang sama. Baca: Ngeri! Penampakan Awan Hitam Besar Menyala Gegerkan Kota Manado.
"Jenis awan ini sangat berbahaya bagi aktivitas masyarakat dan penerbangan karena selain petir, terdapat turbulensi (golakan udara) kuat, microburst, hingga hail (hujan es)," tutur Ben
Ben juga menghimbau agar masyarakat tidak panik dan termakan hoax. Yang harus dilakukan adalah lebih berhati-hati, tanggap cuaca dan dapat mengupdate informasi dari BMKG. Baca Juga: Suhaimi, Napi Kabur dari Lapas Akhirnya Ditangkap saat Jalan-jalan ke Pasar.