
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir kuartal IV/2020 tumbuh sebesar 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 3,9% (yoy). "Perlambatan ULN tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta," kata Erwin di Jakarta, Senin (15/2/2021).
(Baca juga: Fantastis, Jabar Tanggung Utang Rp4 Triliun Gara-gara COVID-19 )
ULN Pemerintah tumbuh meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV/2020, ULN Pemerintah tercatat sebesar USD206,4 miliar atau tumbuh 3,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal III/2020 sebesar 1,6% (yoy).
Perkembangan ini didukung oleh terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), di samping adanya penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7%), sektor jasa pendidikan (16,7%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1%)," paparnya.
(Baca juga: WHO Sebut COVID-19 Bukan dari Wuhan, Lalu Gimana dengan Fakta Ini? )
Dia menambahkan, ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir kuartal IV/2020 tercatat 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 6,2% (yoy).