TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menilai rencana pembentukan holding BUMN ultra mikro yang diinisiasi pemerintah akan membawa sentimen positif.
Menurut dia, integrasi ekosistem ultra mikro ini bakal memberikan kemudahan akses layanan keuangan formal, mengurangi biaya pendanaan usaha hingga meningkatkan taraf hidup melalui pembagian jaminan dan bantuan sosial.
"Tentu multiplier effect dan jenjang pengembangan pelaku UMKM ke depan akan lebih baik. Dan memang segmen UMKM perlu diurus secara serius karena kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerjanya yang besar," kata Fithra kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).
Dia juga menilai integrasi ini akan mendongkrak inklusi keuangan pada pelaku UMKM.
Baca juga: Terkendala Aset, Menkop Sampaikan Banyak UMKM Butuh Skema Pembiayaan Modern
Jaringan serta sumber dana murah yang dimiliki BRI bisa membantu Pegadaian dan PNM agar lebih efisien dalam mendukung serta menyalurkan program dan produk bagi UMKM.
"Perlu diingat, pelaku UMKM saat ini banyak juga yang mendapat pembiayaan dari rentenir," katanya.
Tak ada kanibalisasi
Seperti diketahui, Kementerian BUMN berencana mengintegrasikan ekosistem ultra mikro pada tiga BUMN, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Menkeu menegaskan, rencana pembentukan holding BUMN untuk pemberdayaan usaha ultra mikro (UMi) dan usaha mikro kecil dan menengah UMKM yang melibatkan tiga BUMN ini tak akan berdampak negatif kepada bisnis ketiga perusahaan.
Baca juga: Rencana Holding Ultra Mikro Akan Sasar 29 Juta Pelaku Usaha, Libatkan 3 BUMN
Menurut dia, holding BUMN untuk UMi akan mempertahankan keunggulan perusahaan terlibat yakni BRI, PNM, dan Pegadaian, sehingga kanibalisasi tidak akan terjadi dalam integrasi tersebut.
"Ini adalah sinergi dari tiga bisnis model yang saling melengkapi, bukan saling kanibal atau saling me-merge,” ujarnya.