Pantauan di lokasi, hari kedua banjir besar di Desa Sayung, debit airnya terus bertambah. Genangan air semakin tinggi karena ada limpahan banjir dari hulu sungai, seperti dari kawasan desa atas dan meluapnya Sungai Dombo Sayung.
Baca juga: Pintu Air Sungai Dombo Sayung Rusak, Desa Prampelan Banjir
Ketinggian air mencapai 60 centimeter. Warga tetap bertahan di rumah. "Banjir ini merupakan siklus tahunan. Bila terjadi curah hujan tinggi, debit banjir akan masuk di Desa Sayung," ujar Thomas, warga yang menjadi korban banjir.
Menurutnya, kondisi daratan desa yang berbentuk cekungan menyebabkan genangan banjir akan surut dalam waktu yang lama. Untuk mengurangi debit air, dibangunkan rumah pompa di beberapa titik rawan genangan.
"Namun keberadaan rumah pompa tersebut tidak mampu mengantisipasi tingginya debit banjir yang masuk ke kawasan desa," tambahnya.
Baca juga: Tinjau Simpul Transportasi Terdampak Banjir, Menhub Langsung ke Bandara Ahmad Yani Semarang
Kepala Desa Sayung, Munawir, mengatakan sebagian warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka membiarkan rumahnya dalam kondisi terkunci. "Mereka sekali-kali pulang untuk menengok rumahnya, takut terjadi apa-apa," kata Munawir.
Menurutnya, cuaca ekstrim dengan curah hujan tinggi yang terjadi di kawasan hulu sungai menyebabkan banjir terus bertambah. Pihaknya berupaya membuang air ke saluran pembuangan desa.