Dilansir dari laman Science News, tercatat ada tiga kabar yang membahagiakan dari dunia kesehatan umat manusia:
1. Wabah Ebola berakhir
Wabah Ebola terbesar kedua dalam sejarah secara resmi telah berakhir. Mulai tahun 2018, virus tersebut melonjak di Kongo timur, menginfeksi 3.470 orang dan membunuh sekitar dua pertiga dari mereka.
Wabah itu dinyatakan berakhir pada Juni lalu berkat respons kesehatan masyarakat yang agresif. "Perlawanan" terhadap virus Ebola melibatkan pengujian, mengisolasi orang sakit, dan pelacakan kontak. Ini tindakan yang sama agar dapat memperlambat penyebaran COVID-19.
Seorang pria menerima vaksin Ebola di Desa Bosolo, Kongo. Foto: Mackenzie/WHO
Vaksin, dikirim ke lebih dari 300.000 orang selama wabah. Penanganannya juga melibatkan obat-obatan eksperimental dan ini sangat membantu.
Pada 14 Oktober, satu pengobatan berbasis antibodi, Inmazeb, menjadi obat Ebola pertama yang disetujui oleh Food and Drug Administration AS. Dengan persetujuan tersebut, pasokan obat dari AS dapat menjadi lebih tersedia untuk pasien Ebola. Obatnya sendiri dibuat oleh Regeneron Pharmaceuticals.
2. Pengontrol Elite HIV
Kebanyakan orang dengan HIV memakai obat antiretroviral untuk mengendalikan virus. Tetapi pada satu orang yang jarang, sistem kekebalan tampaknya telah memusnahkan virus dengan sendirinya. Di antara lebih dari 1,5 miliar sel darah yang diambil dari orang yang pernah terinfeksi ini, tidak ada satu pun salinan HIV yang berfungsi.
Pada pasien lain, para peneliti hanya menemukan satu salinan HIV yang berfungsi di lebih dari satu miliar sel darah. Mempelajari bagaimana orang-orang ini, bagian dari kelompok terpilih yang disebut pengendali (pengontrol) elite, melawan HIV dapat menghasilkan pengobatan yang lebih baik untuk orang lain.
Orang yang disebut sebagai pengendali elit tampaknya mampu menjaga HIV pada tingkat tidak terdeteksi tanpa pengobatan. Mikrograf elektron ini menunjukkan virus (hijau) muncul dari sel manusia. Foto/CDC
3. Perlindungan Alergi Kacang
Kabar bahagia dari dunia kesehatan juga datang bagi para penderita alergi kacang. Pada Januari 2020, FDA menyetujui obat pertama untuk mengatasi alergi kacang pada anak-anak dan remaja.
Disebut Palforzia, obat tersebut mengandung protein kacang tanah dan diberikan dalam jumlah yang meningkat. Sehingga tubuh secara bertahap mengetahui bahwa protein tersebut tidak berbahaya. Obat tersebut tidak sampai menghilangkan alergi kacang, tetapi dapat membantu orang menoleransi pertemuan kacang yang tidak disengaja. (Baca juga: Punya Banyak Pulau dan Resort, RI Bisa Kembangkan Wisata Holiday Escape )