Mengutip sumber pemerintah Saudi dan seorang diplomat asing di Riyadh, Reuters melaporkan pada hari Jumat (27/11/2020) bahwa normalisasi hubungan dengan Israel muncul dari meja selama Raja Saudi masih hidup—sebuah analisis serupa juga dibuat hari Kamis oleh sumber senior pemerintah Israel yang dikutip oleh stasiun televisi Israel. (Baca: Netanyahu dan Bos Mossad Dilaporkan Kunjungi Saudi, Temui Putra Mahkota MBS)
Raja Salman, 84, dilaporkan menentang normalisasi hubungan tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka. Sedangkan putranya, penguasa de facto kerajaan, dianggap lebih terbuka untuk menghangatkan hubungan Saudi dengan Israel.
Diplomat yang dikutip oleh Reuters juga menyatakan bahwa prospek normalisasi lebih besar di bawah pemerintahan Joe Biden yang akan datang, di mana presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu mengancam akan menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" atas pelanggaran hak asasi manusianya.
“Normalisasi adalah cara untuk mengalihkan fokus (Biden) dari masalah lain, terutama hak asasi manusia,” kata diplomat tersebut.
Komentar sumber dan diplomat Saudi itu menggemakan laporan hari Kamis di Channel 12 Israel. Sumber senior pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media tersebut bahwa tidak akan ada kemajuan dalam normalisasi hubungan kedua negara selama Raja Salman berkuasa atas takhta Saudi.
"Israel memahami bahwa tidak akan ada terobosan dengan Saudi dalam waktu dekat karena Raja Salman mengambil sikap yang berlawanan secara diametral—tentang masalah normalisasi dengan Israel—dengan putranya," bunyi laporan Channel 12. (Baca juga: Menlu Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bertemu PM Israel Netanyahu)
Meskipun demikian, kerjasama melawan musuh bersama; Iran, akan meningkat, begitu pula perdagangan bilateral antara kedua negara. Sumber itu juga mengatakan Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi melakukan pertemuan yang sangat hangat pada hari Minggu lalu.