Friday, November 13, 2020

Cara Meredam dan Melawan Hawa Nafsu

0 comments
Adanya hukum taklifi, yakni adanya hukum wajib, ada sunnah, makruh, dan haram dirancang oleh Allah supaya manusia bahagia. Sebagai insan mulia, diharapkan sebagai muslim kita selamat kembali keasal muasal tempat nenek moyang kita di surga, yakni Nabi Adam alaihissalam dan Siti Hawa.

KH Abdullah Gymnastiar menjelaskan, Nabi Adam ‘alaihissalam itu bukan penduduk asli dunia. Beliau aslinya adalah penduduk surga. Demikian pula Siti Hawa. "Kita ciptaan Allah dan karenanya Ia tahu persis apa yang membuat kita bahagia,"ungkap pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid yang akrab disapa Aa Gym ini dalam tausiyahnya, di MQTV.

(Baca juga :Kenali Ciri-ciri Rumah Tangga Diganggu Setan Dasim)

Aa Gym menguraikan, kalau kita mendengar perintah Allah, hakikatnya kita sedang mendengar perintah bahagia. Apa yang Allah Ta’ala larang itu sudah pasti hanya akan membuat kita sengsara dan hina. Tapi Allah SWT juga menciptakan nafsu, yang kadang bertentangan dengan perintah-Nya. Sebagai ujian bagi kita, Ia pun menciptakan setan-setan yang senantiasa membisiki. Senang kepada apa yang tidak disukai Allah, itulah keinginan nafsu. Tidak senang kepada apa yang disukai Allah, jelas adalah tipu daya setan.

Baca Juga:

(Baca juga:Sunnah Bersiwak, Waktu dan Keutamaannya)

Maka dari itu, Allah Ta’ala menurunkan agama supaya jelas tentang arti bahagia dalam hidup manusia. Lelahnya taat itu dengan istirahat semalam bisa hilang, capeknya hilang namun pahala membekas selamanya kalau ikhlas. Sedangkan hasil perbuatan nafsu sebaliknya. Hukumannya yang membedakan, contoh berzina. Allah buat kesenangannya tidak lama, malahan sangat sebentar, tapi kehinaan dan kebinasaannya selamanya. Nafsu diciptakan oleh Allah laksana fatamorgana, tampaknya menyenangkan padahal semu dan mengecoh.

(Baca juga :Mengenal Sifat Nafsu Manusia yang Tercantum dalam Al-Qur'an)

Aa Gym mencontohkan, kalau kita senang membeli materi atau barang, tidak akan ada ujungnya. Nafsu akan berkata, “Beli lagi! Beli lagi!” Handphone kita boleh punya yang bagus, sangat boleh, handphone Aa juga bagus-bagus, tapi ya pemberian. Istilah Sundanya mah BKP: Beunghar Ku Pamere (kaya dari pemberian). Jadinya TLK: Teu Loba Kahayang (Tak banyak keinginan), akhirnya KB: Keun Bae (biarkan saja)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment