(Baca juga :Hasad yang Terpuji? Bagaimana Bentuknya?)
Aminah tersenyum lega. Tetapi seketika ia teringat mendiang suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, yang telah meninggal enam bulan sebelumnya di Yastrib (Madinah). Bayi laki-laki itu oleh kakeknya diberi nama Muhammad (Yang Terpuji). Kelahiran bayi yatim yang kelak menjadi Rasul terakhir itu dituturkan dalam Al Qur'an,
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? (QS Adh-Dhuha : 6)
Aminah, janda beranak satu itu. Suaminya hanya meninggalkan sebuah rumah dan seorang budak, Barakah Al-Habsyiyah (Ummu Aiman). Sementara sudah menjadi kebiasaan bangsawan Arab waktu itu, bayi yang baru dilahirkan akan disusukan kepada perempuan lain. Perempuan yang dipilih biasanya adalah perempuan dusun. Alasannya supaya si anak dapat hidup dialam yang segar dan mempelajari bahasa Arab yang baku.
(Baca juga :Mendidik dan Mengajarkan Anak Karakter Ikhlas)
Karena itu, dalam sejarah kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau mendapati beberapa orang perempuan mulia yang menjadi sosok ibu asuhnya selain Aminah binti Wahab, sebagai ibu kandung Beliau. Siapa saja mereka?