Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Donald Trump pada Minggu, 11 Oktober 2020 menyatakan dirinya kebal terhadap Corona COVID-19 dan siap bertarung melawan saingannya Joe Biden.
Dokter yang menangani Donald Trump telah mengizinkannya untuk kembali ke aktivitas kampanye setelah dia dinyatakan tidak lagi memiliki risiko penularan virus corona COVID-19 -- meskipun dia belum dinyatakan bebas virus, dan klaim kekebalannya tidak terbukti.
"Sepertinya saya kebal, saya tidak tahu, mungkin dalam waktu lama dan mungkin waktu singkat, bisa seumur hidup, tidak ada yang benar-benar tahu, tapi saya kebal," kata Trump kepada Fox News.
"Jadi sekarang Anda memiliki seorang presiden yang tidak harus bersembunyi di ruang bawah tanah seperti lawannya," tambah Trump -- dalam serangan terhadap penantang Demokrat Biden, yang telah mengambil pendekatan yang jauh lebih hati-hati untuk berkampanye dalam pandemi.
Tetapi belum jelas sejauh mana penularan Corona COVID-19 bisa memberikan Donald Trump kekebalan, dengan studi awal menunjukkan beberapa bulan mengindikasikan itu bisa bertahan lebih lama.
Trump di akun twitternya mengklaim bahwa dia kebal COVID-19, mengatakan bahwa posting itu melanggar aturannya tentang misinformasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya.
Tweet itu masih terlihat setelah pengguna mengklik peringatan dan melaporkannya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Konsumsi Regeneron
Trump mengonsumsi Regeneron, campuran antibodi eksperimental yang dapat memberikan kekebalan hanya beberapa bulan jika dikonsumsi sebagai pengobatan dan bukan sebagai vaksin.
"Dalam beberapa kasus, vaksin dapat bertahan selama beberapa dekade. (Tetapi) jika Anda mendapatkannya dalam bentuk kekebalan alami, itu belum diketahui," kata CEO Regeneron Leonard Schleifer kepada CBS Face the Nation.
"Jika Anda mendapatkannya di botol kami, itu mungkin akan bertahan selama berbulan-bulan," katanya.