loading...
“Jadi, kelihatan pekan ini rupiah akan lebih menguat ya posisinya,” kata Hans Kwee, Direktur PT Anugrah Mega Investama, kepada Sindonews, Senin (15/6/2020). (Baca: Ekonom: Pembukaan Mal Bisa Tekan Perlambatan Ekonomi)
Prediksi penguatan rupiah ini juga ditopang oleh sejumlah fakor lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pertama, setelah pelemahan, biasanya market akan rebound. Kedua, espektasi bahwa gelombang kedua Covid relatif rendah sehingga mendorong pasar keuangan dunia menguat.
Baca Juga:
“Setiap kali risiko global turun, maka dolar itu melemah. Itu jadi sentimen positif bagi rupiah,” tambah Hans.
Dari domestik faktor pendorong penguatan rupiah adalah penerapan PSBB transisi. Pembukaan sejumlah mal dianggap bisa menggerakkan perekonomian sehingga menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah.
“Jika PSBB transisi dianggap bisa memulihkan perekonomian nasional maka akan jadi sentimen positif bagi rupiah,” kata Hans.
Meski demikian, rupiah tetap dihantui oleh pelemahan akibat tekanan yang mungkin timbul dari pandemi Corona. Salah satunya, peningkatan jumlah pasien positif.
Hans kemudian memproyeksikan pergerakan rupiah di sepanjang hari ini.
“Resistance Rp14.152 sampai Rp14.280. Sementara support di level Rp14.000 sampai Rp13.930,” tutupnya.
(uka)