TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi beranggapan imbauan saja tak cukup untuk menghentikan orang untuk mudik.
Dedi mendesak pemerintah untuk menutup jalur transportasi dari Jakarta menuju ke daerah.
"Saya minta jalur transportasi ke berbagai daerah segera ditutup. Sebab, imbauan itu tidak cukup melarang orang mudik, harus ada tindakan," kata Dedi kepada Kompas.com via telepon seluler, Jumat (27/3/2020) malam.
Dedi mengatakan, kebijakan ini penting segera dilakukan demi menyelamatkan desa karena merupakan daerah yang menjadi sumber produksi pangan.
"Desa harus diselamatkan dari wabah sebelum berkembang karena merupakan sumber logistik," kata Dedi.
Baca: Tegal Local Lockdown, Penumpang Bus Diturunkan di Pinggir Jalan Tol
Menurut Dedi, saat ini banyak orang-orang dari Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya yang mudik ke kampung halaman.
Akibatnya, potensi penularan virus sangat besar. Orang dalam pemantauan pun kian meningkat.
"Saat ini saja pemudik dari Sumedang sudah 1.000 orang lebih karena banyak yang bekerja di Jakarta pulang kampung. Jalur transportasi harus segera ditutup, kecuali untuk angkutan barang logistik," tandas mantan bupati Purwakarta ini.
Dedi mengatakan, kalau jalur transportasi tidak ditutup, maka orang-orang yang akan mudik ke kampung tidak bisa lagi tertahan.
Nanti kalau orang dari Jakarta dan sekitarnya sudah sampai ke desa, maka pencegahan penyebaran wabah corona akan sulit dilakukan.
"Maka, imbauan pemerintah agar masyarakat tak mudik tidak berarti apabila jalur transportasi tetap terbuka," katanya.
Menurutnya, desa merupakan daerah yang haus dijaga tetap steril karena merupakan sumber produksi pangan.
Manakala terjadi kelangkaan pangan di kota, maka bisa disuplai dari desa. Hal itu sesuai pengalaman krisis ekonomi pada tahun 1999 silam.
"Jika warga desa terpapar, maka suplai akan terhenti. Itu ancaman serius," katanya. (Kompas.com/Putra Prima Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: Tutup Jalur Transportasi demi Selamatkan Desa dari Corona"