loading...
Rusdi mengalami trauma berat, 3 temannya meninggal di Stadion Kanjuruhan. Foto: Istimewa
Sejak peristiwa itu terjadi, 1 Oktober 2022, hingga saat ini Rusdi masih belum berani pulang ke rumah. Selama itu, dia tinggal di Stadion Kanjuruhan. Tatapannya penuh kesedihan, setiap kali ada doa bersama di Stadion Kanjuruhan.
Suhartini, pedagang sekitar Stadion Kanjuruhan mengatakan, saat laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya berlangsung, Rusdi datang menonton bersama dengan tiga orang temannya.
Baca juga: Jokowi: Seluruh Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan Ditanggung Pemerintah
"Dia Aremania sejati. Dia datang menonton dengan tiga orang temannya. Saat terjadi kerusuhan, ketiga temannya meninggal semua. Hanya dia yang selamat," katanya, kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).
Sejak peristiwa itu, Rusdi sangat terpukul dan tidak mau pulang ke kampung halamannya di Probolinggo. Selama itu pun dia tinggal menjadi gelandangan di Stadion Kanjuruhan.
Baca: Komnas HAM: Mayoritas Korban Tragedi Kanjuruhan Alami Patah Tulang
Selama 11 hari hidup menggelandang di Stadion Kanjuruhan, Rusdi selalu berkeliling stadion dan berjalan dengan tatapan kosong. Setelah lelah berjalan, dia kadang istirahat dan tertidur pulas di depan pintu utama stadion.
Terungkapnya Aremania tidak mau pulang ke rumah ini, berawal dari pihak UPT Stadion Kanjuruhan melakukan pemeriksaan di stadion. Petugas menemukan tas milik Rusdi yang di dalamnya terdapat ijazah setara SD.
Baca: 1.000 Lilin Aremania untuk Korban Tragedi Kanjuruhan, Kecam Tindakan Represif Aparat
Sub Koordinator Monev dan Pelayanan Medis RSUD Kanjuruhan, Lukita Condro menambahkan, pihaknya akan membawa Rusdi untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, karena kondisi sudah memprihatinkan.
"Kami akan memberikan pendampingan langsung. Tetapi kami kesulitan saat akan membawa Rusdi. Dia mengamuk dan menyerang petugas. Kami sudah meminta bantuan pihak RSJ Lawang untuk menjemputnya," tukasnya.
(san)