TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel meluncurkan serangan udara baru di Jalur Gaza yang terkepung pada Selasa pagi (11/5/2021) waktu setempat.
Serangan tersebut menargetkan beberapa daerah setelah tembakan roket dilancarkan dari derah kantong tersebut.
Kejadian ini berlangsung beberapa jam seusai puluhan warga Palestina, termasuk sembilan anak di antaranya tewas dalam serangan udara Israel Senin malam (10/5/2021).
Tembakan roket terjadi setelah penguasa Gaza, Hamas mengeluarkan ultimatum yang menuntut Israel mundur dari pasukan keamanannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki setelah beberapa hari kekerasan terhadap Palestina.
Baca juga: Puluhan Warga Palestina Termasuk Anak-anak Tewas Saat Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Baca juga: Serangan Udara Israel Hantam 130 Target di Gaza, Hamas Tembakkan 7 Rudal ke Yerusalem
Polisi Israel menyerbu kompleks tersebut pada Senin (10/5/2021) tiga berturut-turut.
Israel dilaporkan menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut, dan gas air mata ke jemaah Palestina di dalam masjid pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Lebih dari 700 warga Palestina terluka di Yerusalem dan di seluruh Tepi Barat yang diduduki selama 24 jam terakhir.
Baca juga: 21 Warga Palestina, Termasuk Anak-anak Tewas saat Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Melansir Al Jazeera, berikut pembaruan terkini:
Pembaruan pukul 10:40 GMT; Anggota Knesset Sebut Netanyahu 'siap melakukan' apapun untuk tetap berkuasa
Sami Abu Shehadeh, Anggota Knesset Palestina dan pemimpin partai Balad, mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengizinkan "eskalasi" sebagai upaya untuk tetap berkuasa.