Setelah mendaftarkan diri, mereka langsung menuju antrean dengan membawa kantong udara yang nantinya ditiup. Saat tiba giliran, petugas akan meminta calon penumpang menarik napas kemudian meniupkan ke kantong udara yang telah disiapkan.
Kantong tersebut dikumpulkan petugas untuk dicek apakah calon penumpang terinfeksi COVID-19 atau tidak. (Baca juga; Anies Masuk 21 Pahlawan Transportasi Dunia, Integrasikan Transportasi dan Ciptakan Kota Ramah Lingkungan )
Sebelumnya diberitakan, EVP Corporate Secretary KAI Dadan Rudiansyah mengatakan,GeNose C19 adalah alat screening COVID-19 inovasi dari Universitas Gadjah Mada. Inovasi ini memiliki keunggulan, yaitu murah, cepat, dan akurat.
“Dengan Genose C19, calon penumpang akan lebih dimudahkan karena harganya yang terjangkau, serta memiliki akurasi sebesar 93-95%,” ujar Dadan kepada wartawan, Senin (1/2/2021). (Baca juga; Jejak Kebaikan Syekh Ali Jaber: Renovasi Rumah Warga Terdampak Corona )
Dadan menambahkan, keunggulan produk GeNose C19 dibandingkan dengan rapid test antigen dan swab test/PCR yaitu cepat diketahui hasilnya. Untuk GeNose C19 hanya memerlukan waktu selama kurang lebih 3 menit.
GeNose C19 merupakan alat yang meniru cara kerja hidung manusia dengan memanfaatkan sistem penginderaan (larik sensor gas) dan kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dalam membedakan pola senyawa yang dideteksi. GeNose C19 melakukan screening melalui embusan napas pasien COVID-19 dan merupakan perangkat GeNose yang dikombinasikan dengan software Artificial intelligence yang terlatih untuk membedakan sampel nafas yang diduga positif atau negatif COVID-19.
“Alat GeNose C19 telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan No Kemenkes RI AKD 20401022883 serta ditetapkan sebagai syarat kesehatan bagi individu yang melakukan perjalanan melalui Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 No 5 Tahun 2021 dan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No 11 Tahun 2021,” ujar Dadan.