Friday, February 5, 2021

IATA: Permintaan Penerbangan Di 2020 Turun ke Level Terburuk Dalam Sejarah

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MONTREAL - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) melaporkan pada hari Rabu lalu bahwa industri penerbangan global terpukul oleh tingkat permintaan terburuk dalam sejarah penerbangan.

Lalu lintas udara untuk tahun 2020 turun 65,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan didorong anjloknya pemesanan berjangka sejak akhir Desember 2020.

Jumlah wisatawan internasional pada tahun lalu 75,6 persen lebih rendah dari level di 2019, dengan kapasitas dan faktor beban masing-masing turun 68,1 persen dan 19,2 persen.

Lalu traffic pada Desember tahun lalu mencapai puncaknya di 69,7 persen, turun 0,7 persen dari periode November yang berada pada angka 70,4 persen.

Baca juga: Penerbangan Berjalan Normal Pascaerupsi Merapi, Tidak Ada Penumpang yang Membatalkan Perjalanan

Sementara permintaan domestik juga turun 48,8 persen dibandingkan tahun 2019, dengan kapasitas dan faktor beban menyusut yakni masing-masing 35,7 persen dan 17 persen.

Meskipun IATA memperkirakan peningkatan sebesar 50,4 persen pada 2021, akan ada 'risiko penurunan yang parah' jika pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan secara total dalam upaya mengatasi varian baru virus tersebut.

Seperti yang disampaikan Kepala Eksekutif sekaligus Direktur Jenderal IATA Alexandre de Juniac dalam sebuah pernyataan.

"Tahun lalu adalah bencana, tidak ada kata lain untuk menggambarkannya. Pemulihan selama musim panas di belahan bumi utara terhenti di musim gugur dan situasinya berubah secara dramatis, lebih buruk selama musim liburan akhir tahun, karena pembatasan perjalanan yang lebih parah diberlakukan dalam menghadapi wabah baru dan strain baru Covid-19," kata de Juniac.

Baca juga: Pengamat: Pemerintah Perlu Evaluasi Tarif Batas Atas dan Bawah Maskapai Penerbangan

Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (5/2/2021), dalam pernyataannya pada Desember 2020, ia tidak hanya mencatat hilangnya 1,7 juta pekerjaan selama pandemi pada Desember 2020.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment