Monday, January 25, 2021

Strain Covid-19 Inggris Diklaim Sebabkan Lebih Banyak Kerusakan, Termasuk Kematian

0 comments

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat (AS) sekaligus Penasihat Presiden AS, Anthony Fauci memperingatkan bahwa data menunjukkan bahwa strain baru virus corona (Covid-19) yang kali pertama muncul di Inggris 'kemungkinan' lebih mematikan dibandingkan virus sebelumnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan pada hari Minggu kemarin, terkait perkembangan baru strain Covid-19 Inggris.

"Saat ini kami perlu berasumsi terkait strain yang telah beredar di Inggris memiliki peningkatan virulensi, yang berarti virus memiliki kekuatan untuk menyebabkan lebih banyak kerusakan, termasuk kematian," kata Fauci dalam wawancaranya dengan CBS.

Dikutip dari Sputnik News, Senin (25/1/2021), Fauci menyampaikan bahwa pejabat Inggris awalnya mengklaim bahwa versi baru itu tidak lebih berbahaya.

Baca juga: Ilmuwan Inggris Pertanyakan Peringatan PM Johnson Soal Klaim Varian Baru Covid-19 Lebih Mematikan

Namun pasca sebuah laporan menunjukkan bahwa strain ini memiliki angka 30 persen lebih mematikan pada orang yang lebih tua, pejabat Inggris pun meralat pernyataan sebelumnya.

Menurut laporan tersebut, pada virus sebelumnya, diantara warga berusia 60 tahun di Inggris, angka kematian tercatat rata-rata sekitar 10 per 10.000 orang.

Namun dengan strain terbaru ini, pada populasi yang sama, ada sekitar 13 atau 14 kematian per 10.000 orang.

"Kami tentunya ingin melihat sendiri datanya, namun kami memiliki banyak alasan untuk mempercayainya. Mereka (peneliti temuan strain ini) adalah kelompok yang sangat kompeten," tegas Fauci.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, strain Inggris telah dikonfirmasi terjadi pada setidaknya 22 negara di dunia.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment