Padahal Status aktivitas Gunung Merapi yang berada di perbatasan Sleman, DIY dengan Magelang, Boyolalu dan Klaten, Jawa Tengah naik dari level II (waspda) ke level III (siaga) per 5 November 2020.
Mengenai Hal ini, Juru kunci Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo atau biasa disapa Mbah Asih mengatakan, memang aktivitas intensitas guguran Gunung Merapi terus meningkat. Karena ada getaran di sekitar Gunung Merapi , sehingga dengan adanya getaran, batu-batu kering dan pasir cepat gugur. Kalau tidak ada gerakan kemungkinan kecil ada guguran.
“Guguran keluar, kemungkinan perkembangan pengelembungan gunung dari dalam keluar bisa rontok,” kata Mbah Asih saat dimintai konfirmasi akhir tahun 2020.
(Baca: Gunung Merapi Terus Keluarkan Suara Gemuruh, Waspadai Awan Panas dan Lahar)
Kondisi saat ini, kata dia, statusnya masih Siaga atau level III. Namun ada tidaknya hal khusus lainnya, dirinya tidak mengetahui. Namun menurut BPTTKG saat ini sudah mendekati ke permukaan.
Adanya guguran itu, juga merupakan tanda-tanda alam, selain suara gemuruh. Adanya tanda-tanda alam ini berarti Merapi ada sesuatu. Kemungkinan Merapi akan mengeluarkan erupsi. Namun kapan waktunya tidak mengetahui secara pasti.
“Yo, ditunggu saja, meletusnya kapan, saya tidak tahu. Saya tidak mempunyai mata batin dan tidak pernah bermimpi sebagai firasat,” ungkapnya.