Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menanggapi dinamika politik yang berkembang saat ini dengan munculnya isu perbedaan politik dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilu , khususnya menyangkut pelaksanaan pilkada.
Fadhli mengatakan, momentum politik terdekat yang diprediksi akan menjadi ajang 'umbar' kemesraan PDIP-Gerindra adalah Pilkada Serentak 2022-2023 dan Pilpres 2024 . "Koalisi PDIP-Gerindra saya lihat akan semakin mesra jelang tahun-tahun politik ini. Bukan tidak mungkin dua partai itu bisa bikin paket koalisi nantinya," kata Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Minggu (31/1/2021).
Baca juga: Soal Polemik Pilkada Serentak 2024, Begini Sikap KPU
Menurut Fadhli, momentum ini dimulai dari sikap PDIP yang menginginkan agar keserentakan pilkada tetap dilaksanakan tahun 2024. Sementara mayoritas Fraksi di DPR menginginkan jadwal pilkada dilaksananan tahun 2022 dan 2023.
Dalam hal ini, PDIP diyakini akan merayu Partai Gerindra, mengingat Fadhli mendengar partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu belum menunjukkan sikap yang jelas terkait pelaksanaan Pilkada 2022 dan 2023 dibanding partai politik yang lain.
Baca juga: Pemerintah Tegaskan Pilkada Serentak Digelar 2024
Selain itu, kemesraan ini juga dapat terlihat dari mengerucutnya sejumlah nama-nama calon kandidat yang berpotensi kuat bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Jawa Tengah, sampai Pilpres 2024 mendatang.
Di Pilkada DKI Jakarta muncul nama Tri Rismaharini (Risma) dari PDIP dan Ahmad Riza Patria dari Gerindra. Kedua nama ini digadang-gadang bakal menjadi kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada pilkada serentak mendatang. Terlebih, Risma saat ini disebut-sebut sebagai penantang Gubernur Anies Baswedan .