Thursday, December 17, 2020

Reshuffle Berembus Kencang, AHY Sudah Bersiap kalau Sandi Menolak

0 comments
JAKARTA - Isu reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin semakin kencang berembus. Nama Wali kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno merupakan dua nama yang santer disebut dalam susunan baru kabinet pemerintahan.

Namun demikian, belakangan mantan petinggi Gerindra Arief Payuono meyakini pria yang akrab disapa Sandi tak akan menerima jika ditunjuk menjadi menteri kabinet. "Sandiaga punya pride terhadap dirinya untuk menolak jadi menteri. Mungkin karena dia kan mantan kompetitor Jokowi di Pilpres 2024. Jika menerima jadi menteri ya artinya Sandiaga menyetujui atau sepakat dengan visi misi Jokowi-Maruf Amin dong," kata Arief.

(Baca: Risma Disebut Calon Kuat Mensos, Restu Megawati Jadi Penentu)

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab berpendapat kalau benar Sandi menolak, Presiden Jokowi tak akan kehabisan pilihan. Sebab masuk kabinet sangat prestisius dan diincar parpol maupun pribadi mana pun. ”Presiden mest khusnudzon kalau Sandi menolak,” ujar dia saat dihubungi, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga:

Dia melihat, banyak figur dari partai politik baik di barisan koalisi maupun berada di luar koalisi menanti 'panggilan Istana'. Fadhli menilai, partai di luar koalisi seperti Demokrat dan PAN juga masih berharap kader-kader terbaiknya bisa duduk dalam keanggotaan kabinet Indonesia Maju.

Menurut dia, Demokrat dengan figur sentral Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah menunggu. Apalagi, nama AHY juga sempat beredar pada saat Presiden Jokowi menyusun anggota kabinetnya di periode yang kedua ini.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

Namun, khusus untuk AHY, tampaknya Jokowi harus meminta pertimbangan serius dari anggota koalisi, khususnya PDIP sebagai pengusung utama pemerintahan Jokowi.

"Ya kalau disebut tidak bisa atau menolak tentu Presiden harus cari yang lain. Aku pikir masih banyak putra putri bangsa ini yang kompeten, baik dari parpol koalisi pemerintah maupun dari parpol oposisi. Partai Demokrat saja aku pikir sedang menunggu pinangan Pak Jokowi yang tentunya dengan catatan atau syarat. Apapun bisa terjadi, AHY bisa-bisa saja menanti di 'meja' Demokrat," pungkasnya. (Rakhmat)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment