Tuesday, November 10, 2020

Harga Emas Jatuh Hampir 5 Persen Tertekan Euforia Vaksin Covid-19

0 comments

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok lebih dari 4 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas ini karena berita positif mengenai ujo coba vaksin Covid-19.

Investor berbondong-bondong melepas emas yang merupakan aset safe haven dan mulai memburu ke aset berisiko seperti saham.

Mengutip CNBC, Selasa (10/11/2020), harga emas di pasar spot turun 4,8 persen menjadi USD 1.857,61 per ounce. Sementara emas berjangka AS turun 5 persen ke level USD 1.854,40 per ounce.

Harga emas di pasar spot ini anjlok tajam dari harga tertinggi dalam dua bulan yaitu USD 1.965,33 per ounce. Sebelumnya harga emas sempat melonjak karena harapan lebih banyak stimulus menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan AS.

Bursa saham melonjak sehingga menekan harga emas. Saham melonjak setelah Pfizer Inc mengatakan bahwa uji coba vaksin Covid-19 lebih dari 90 persen efektif. Pfizer dan mitra dari Jerman yaitu BioNTech SE mengatakan mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.

″Berita soal vaksin melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Saat ini pelaku pasar mulai eksodus besar-besaran dari instrumen safe-haven, ”kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Namun, ia menambahkan, perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis vaksin yang akan tersedia. "Jadi mungkin akan semakin banyak seruan stimulus ke depannya."

Emas merupakan instrumen lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi. Harga emas telah naik 22 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jika Anda merasa hidup di yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Melonjak di Pekan Ini karena Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS

Sebelumnya, sebagian besar analis dan pelaku pasar yakin bahwa harga emas akan kembali perkasa di pekan ini. Terpilihnya Joe Biden merupakan pendorong utama kenaikan harga emas.

Mengutip survei Kitco, Senin (8/11/2020), sentimen bullish atau kenaikan harga emas menurut para analis Wall Street berada pada rekor tertinggi.

Harga emas akan menembus resisten kritis jangka pandek dan mencapai level tertinggi dalam enam pekan. Reli ini terjadi karena dolar AS telah jatuh di bawah level support atau terendah dalam 2 bulan.

"Dengan kepemimpinan Joe Biden di AS berarti lebih banyak stimulus datang. Ini hanya masalah seberapa banyak," kata analis senior LaSalle Futures Group Charlie Nedoss.

"Adanya stimulus akan mendorong pelemahan nilai tukar dolar AS dan mendukung harga emas ke level yang lebih tinggi." tambah dia.

Dalam survei kali ini, 15 analis berpartisipasi. Sebanyak 14 analis atau 93 persen memastikan harga emas akan naik di pekan ini. Sementara seorang analis atau 7 persen memperkirakan harga emas akan tertekan.

Para investor juga demikian. Para pelaku pasar memperkirakan harga emas akan positif di pekan ini. Sebanyak 1.310 suara ikut ambil bagian dalam survei ini.

Diantara jumlah tersebut, 1.008 pemilih atau 77 persen mengatakan harga emas akan bullish. Sedangkan 188 orang atau 14 persen memperkirakan bearish. Sedangkan susanya atau 114 suara memilih netral.

Pada pekan lalu, harga emas bergerak cukup baik. Namun memang tak terlalu tinggi karena pelaku pasar memang tengah menunggu hasil pemilihan presiden AS. Namun pada pekan kemarin memang ekspektasi sudah mengarah ke Joe Biden.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment