Klub Dalian Pro yang ditangani Benitez kalah 0-2 dari Tianjin Teda di leg pertama playoff pada Senin (26/10/2020) malam. Pelatih asal Spanyol itu merasa frustrasi karena tidak dapat memengaruhi hasil seperti yang dia lakukan jika dia melatih di klub Eropa atau di tempat lain. (Baca juga:Comeback Dramatis Madrid, Hindari Kekalahan di Markas Moenchengladbach).
“Saat Anda bekerja dengan tim di Eropa, itu sangat berbeda dengan saat Anda bekerja dengan tim di China,” katanya dilansir Reuters.
“Di Eropa, pemahaman tentang permainan berbeda dan di sini lebih sulit. Jadi, ini bukan soal apa yang ingin Anda lakukan atau apa yang dapat Anda lakukan, tapi apa yang bisa dilakukan oleh para pemain Anda.” (Baca juga: Bungkam Lokomotiv, Kimmich Antar Bayern Catat 13 Kemenangan Beruntun).
Benitez adalah salah satu dari banyak pelatih terkenal yang dibawa oleh klub-klub China selama dekade terakhir untuk membantu meningkatkan standar permainan di negara yang sangat ingin memantapkan dirinya sebagai pemain di kancah global.
Namun, meski ekonomi China telah meningkat pesat selama tiga dekade terakhir dan profil internasional negara tersebut telah meningkat secara signifikan di bidang lain, dalam sepak bola, China tetap menjadi pemain kecil di kancah dunia. (Baca juga: Inter Milan Buang Peluang di Markas Shakhtar).
China baru satu kali lolos ke putaran final Piala Dunia pada 2002, meski klub mereka sudah sukses di level regional, dengan Guangzhou Evergrande dua kali menjuarai Liga Champions Asia dalam tujuh tahun terakhir.
Keberhasilan pertama datang di bawah pemenang Piala Dunia Italia Marcello Lippipada 2013 lalu Luiz Felipe Scolari, mengarahkan klub tersebut meraih gelar dua tahun kemudian. Scolari memimpin negara asalnya Brasil meraih gelar Piala Dunia 2002.
AJOQQ menyediakan 9 permainan yang terdiri dari :
ReplyDeletePoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
WA;+855969190856